Selamatkan Mereka

 photo 20140127_182937_penderita-lumpuh-layu_zpsk1nsea7x.jpg" />  photo unduhan_zpscvsqtv1t.jpg" />  photo Pemabuk_zpsdkgd9fxc.jpg" />  photo images 7_zpshlotigqc.jpg" />  photo een-sukaesih-673x357_zpswd4l2dgl.jpg" />  photo images 5_zpsywpp0c5b.jpg" />  photo images 6_zps4qalzgc4.jpg" />  photo images 4_zpsyzr4393l.jpg" />  photo images 3_zpsfdbi0unj.jpg" />  photo images 2_zpsjibxwr37.jpg" />  photo images 1_zps3qkxhjic.jpg" />  photo Keluarga Miskin Penderita Lumpuh Berjuang Hidup dari Canang_392311_zpss4igxcde.jpg" />

Selasa, 21 April 2015

#FKK2

Datang dan ajak Keluarga, sodara, teman, tetangga dan siapa saja dalam acara 

Festival Kuasa Kemenangan #2

Gedung AH.Nasution Akmil
Jumat & Sabtu 24 - 25 April 2015
Pukul 18.00 Wib
Untuk orang sakit dilayani mulai pukul 16.00 Wib

Disediakan jemputan bagi yang tidak ada transportasi.

Terima KESEMBUHAN, PEMULIHAN DAN KESELAMATAN dan 
PERJUMPAAN DENGAN SANG JURU SELAMAT TUHAN YESUS.

cp : 085100515771





























Selasa, 14 April 2015

MEMBERI LEBIH "“Saya tidak menganggap mereka sebagai pelanggan pos melainkan sahabat!"

BEYOND EXPECTATION

postman
Do a little more than you’re paid to. Give a little more than you have to. Try a little harder than you want to. Aim a little higher than you think possible, and give a lot of thanks to God for health, family, and friends.
- Art Linkletter
“Selamat pagi Mr. Sanborn! Nama saya Fred dan saya adalah tukang pos Anda. Saya hanya mampir untuk memperkenalkan diri dan mengucapkan selamat datang di lingkungan ini. Saya juga ingin sedikit mengenal Anda dan apa pekerjaan Anda,” sapaan bersahabat itu mengawali hubungan antara Mark Sanborn dan Fred Shea.
Fred adalah orang berpenampilan biasa dengan tinggi dan perawakan rata-rata serta kumis tipis. Meski penampilan fisiknya tidak menandakan sesuatu yang luar biasa, ketulusan dan kehangatannya langsung menarik perhatian.
“Saya seorang pembicara profesional,” kata Mark. “Jika Anda pembicara profesional, pastinya sering bepergian,” ujar Fred. “Ya, saya bepergian antara 160 sampai 200 hari per tahun,” jawab Mark.
Sembari mengangguk, Fred melanjutkan, “Kalau begitu, jika Anda bersedia memberikan salinan jadwal Anda, saya akan mengumpulkan surat Anda dan membundelnya. Surat-surat itu hanya akan saya antarkan ketika Anda sudah sampai di rumah sehingga Anda bisa menerimanya langsung.”
Terkejut oleh tawaran yang begitu baik hati, Mark merespon, “Kan Anda bisa menaruh surat itu dalam kotak surat di samping rumah? Nanti saya tinggal mengambilnya ketika saya sudah pulang.”
Fred mengerutkan kening sambil menggelengkan kepala, “Mr. Sanborn, pencuri sering mengamati tumpukan surat di kotak surat yang menandakan pemilk rumah sedang keluar kota. Salah-salah Anda bisa menjadi korban pencurian nanti.”
Seketika itu Mark sadar, kekhawatiran Fred melebihi kekhawatirannya sendiri. “Begini saran saya Mr. Sanborn. Saya akan menaruh surat Anda di kotak surat sepanjang kotak itu masih bisa saya tutup. Dengan begitu, tidak ada yang tahu Anda sedang keluar kota. Sementara kiriman yang tidak muat di kotak surat akan saya letakkan di antara pintu kasa dan pintu depan. Tidak akan ada yang bisa melihatnya di sana. Jika tempat itu sudah terlalu sesak dengan surat, saya akan menyimpan surat-surat tersebut untuk Anda sampai Anda pulang,” tawar Fred.
Seiring perjalanan waktu, Mark juga akhirnya tahu bahwa Fred juga bersikap sama kepada pelanggan yang lain. Dalam perjalanannya mengantar surat, Fred membuang iklan yang melekat di pintu dan membereskan koran yang berceceran di trotoar. Ia bahkan memindahkan tempat sampah ke tempat yang tidak begitu terlihat. Rumah pelanggannya terlihat lebih rapi sehingga berkurang satu petunjuk bagi perampok serta orang yang berniat jahat.
Cerita sederhana tentang sikap seorang tukang pos itu dituangkan Mark Sanborn dalam bukunya The Fred Factor. Cerita tersebut seakan mengingatkan, tidak ada pekerjaan remeh jika dilakukan dengan sepenuh hati sehingga pekerjaan itu sungguh-sungguh memberikan nilai tambah positif. Bagi para pekerja seperti Fred, melayani bukanlah sebuah kewajiban atau beban, melainkan sebuah kesempatan, peluang dan kehormatan.
Dalam bukunya, Mark juga mengulas mengapa Fred melakukan semuanya itu? Ada beberapa poin penting yang dilontarkan Fred. Baginya, melayani orang lain akan memberinya kepuasan setiap hati. Prinsip “ketika Anda berbuat baik, Anda akan merasa baik” telah menjadi bagian hidupnya.
Selain itu, kata Fred, “Saya adalah kritikus terbesar bagi diri saya sendiri. Saya sering diberitahu bahwa saya itu perfeksionis. Akan tetapi, saya memiliki kebutuhan untuk berprestasi sebanyak mungkin setiap hari. Saya melakukan yang terbaik bagi orang lain yang barangkali tidak selalu tahu apa yang telah saya perbuat untuk mereka. Komitmen pribadi saya adalah melakukan yang terbaik yang saya bisa. Anggaplah setiap hari sebagai hari yang baru dan jadikan setiap hari lebih baik daripada hari kemarin. Bahkan pada hari libur, saya memiliki tujuan dan saya merasa masih perlu menyelesaikan banyak hal. Jika saya merasa telah menyia-nyiakan hari, saya tidak akan tidur nyenyak malam itu.”
Di atas semuanya itu, ada satu lagi sikap yang sangat menonjol dari Fred. “Saya tidak menganggap mereka sebagai pelanggan pos melainkan sahabat!” tuturnya. Sebuah sikap yang sederhana namun sungguh berdampak. Fred tidak pernah mencari pujian atau pengakuan. Ganjaran dan pengakuan baginya adalah hiasan di atas kue. Kuenya sendiri adalah mengerahkan kerja terbaiknya dan memberikan pelayanan. “Tidak diperlukan banyak waktu untuk membuat orang tersenyum. Dan jika saya mampu membuat seseorang dalam rute antar saya tersenyum, itulah ganjaran atau hadiah untuk saya,” ucapnya.
Memberi Lebih
Setiap hari, di mana pun kita berada kita bisa dengan cepat menilai orang-orang yang memberikan nilai tambah. Suatu kali, saya pernah berkunjung ke sebuah pabrik. Beberapa sebelum bel jam pulang kerja berbunyi, para karyawan telah berbaris rapi di pintu keluar. Hanya sebagian kecil yang masih berkutat dengan pekerjaannya seakan hendak berkata bahwa menyelesaikan pekerjaan dengan baik lebih penting daripada pulang tepat waktu.
Saya juga kerap mengamati perilaku para supir taksi menghadapi penumpang yang membawa barang banyak. Ada yang segera turun untuk membantu menata barang-barang tersebut di bagasi. Ada juga yang hanya berdiam diri di dalam mobil setelah menekan tombol pembuka pintu bagasi yang terletak di bawah kursi supir.
Sikap mau memberi lebih sepeti ditunjukkan Fred sebenarnya dapat dilakukan siapa saja yang memang mau. Langkah yang paling sederhana dimulai dengan mengetahui job description (uraian kerja) lalu kerjakan dengan sebaik-baiknya. Jika ini kita lakukan, setidaknya akan mengurangi penilaian atau komentar negatif terhadap kinerja kita.
Langkah berikutnya adalah mencoba mencari tahu apa ekspetasi orang-orang di sekitar kita terhadap kita, kemudian berusaha untuk memenuhi atau melampaui ekspetasi tersebut. Misalnya, seorang atasan tentu berharap agar anak buahnya mampu juga memikirkan solusi dari setiap permasalahan yang diutarakan. Sebaliknya anak buah juga berharap agar atasan peduli dan mau membimbing anak buahnya agar semakin baik.
Bagaimana menurut Anda? ***

Oleh : Paulus Winarto

Senin, 06 April 2015

MERDEKA ITU MEMBAWA KEDAMAIAN

Oleh: Paulus Winarto *
           
The man who keeps busy helping the man below him won’t have time to envy the man above him
-       Henrietta Mears

Jika Anda seorang presiden direktur perusahaan asing, bagaimana perasaan Anda jika tiba-tiba dalam sebuah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Anda diputuskan untuk turun jabatan? Setelah diselusuri lebih jauh, turunnya jabatan itu bukan karena tidak berprestasi, atau cacat karakter namun pemegang saham melihat ada orang yang lebih pantas menduduki posisi sebagai orang nomor satu di perusahaan tersebut demi mengakselerasi kinerja perusahaan. Singkat kata, para pemegang saham telah sepakat untuk “mengimpor” calon presdir baru dari luar negeri yang telah terbukti berhasil memajukan brandperusahaan tersebut di negara asalnya.

Tentu saja Anda akan kaget, bahkan mungkin marah. Jika pengendalian emosi Anda cukup baik, sedikitnya aura kegelisahan akan terlihat dengan sangat jelas. Apalagi prestasi Anda di perusahaan terbilang baik. Beberapa tahun lalu ketika baru bergabung market shareproduk perusahaan Anda masih sekitar dua persen di Indonesia. Berkat kerja keras Anda dan seluruh tim, setidaknya market share naik lebih dari 300 persen.

Hal itulah yang dialami oleh seorang sahabat saya. Sebut saja Yopi. Orangnya memang kalem sehingga lebih mudah menciptakan suasana kerja yang nyaman dan menyenangkan. Ia tidak banyak berbicara tapi banyak berbuat. Ketika saya tanyakan reaksinya turun jabatan menjadi direktur, dengan santai ia berujar, “Saya selalu bersyukur dan saya punya prinsip tidak mengejar jabatan, Bro. Yang terpenting, saya sudah berbuat yang terbaik untuk perusahaan dan membawa perusahaan ini lebih berkembang di Indonesia.”

Berbeda dengan kebanyakan orang yang bisa jadi segera meninggalkan perusahaan ketika turun jabatan, Yopi memutuskan tetap bertahan di sana, sesuai dengan permintaan kantor regionalnya. Saya kemudian memberanikan diri menanyakan hal yang bersifat pribadi, “Adakah pengurangan gaji, bonus atau fasilitas setelah turun jabatan?” Sambil tersenyum, ia menjawab, “Itulah baiknya Tuhan. Tidak ada yang berkurang malah ditambahkanretention bonus karena perusahaan melihat saya masih dibutuhkan. Semula mereka khawatir saya akan mengundurkan diri karena mereka kira saya semata-mata mengejar jabatan. Para pemegang saham juga meminta kesediaan saya menjadi mentor bagi presdir baru agar ia bisa lebih cepat beradaptasi dengan situasi dan kondisi Indonesia. Bagaimana pun ada perbedaan culture antara Indonesia dan negara asal beliau.”

Percakapan kami semakin hangat manakala Yopi juga mengungkap sisi positif lain dari peristiwa ini, “ Saya percaya juga bahwa ini adalah yang terbaik dari Tuhan. Sekarang saya lebih punya banyak waktu keluarga. Work life balance, Bro.”


Belenggu Ambisi

Seringkali tanpa disadari ada emosi atau suasana batin yang membelenggu kita yakni ambisi.  Lambat-laun jika tidak dikendalikan dengan baik, ambisi dapat memperbudak seseorang. Anthony de Mello dalam bukunya Jalan Menuju Tuhan, mengatakan, “Berambisi dapat saja menjadi hal yang baik tetapi diperbudak oleh ambisi adalah hal mengerikan.”

Betul kata de Mello, burung yang cacat tidak dapat terbang namun burung yang terikat pada dahan pohon pun tidak dapat terbang. Berhati-hatilah dengan ambisi berlebihan yang pada akhirnya akan mendorong seseorang untuk menghalalkan segala cara demi memenuhi ambisinya.

Bagaimana cara memerdekan diri dari ambisi? Simak tips dari de Mello berikut:

Jika Anda begitu melekat sehingga merasa bergantung dan posesif terhadap sesuatu sehingga Anda tidak mau melepaskan diri darinya, cobalah melakukan latihan berikut. Berbicaralah kepada orang atau hal-hal tertentu itu, benda-benda, tempat, jabatan, hal-hal yang begitu berharga bagi Anda dan sulit untuk dilepaskan sehingga memperbudak Anda. Katakan dengan penuh kasih, apa artinya dia bagi Anda. Pada mulanya, Anda mungkin akan merasa sakit, jangan dipaksakan kalau terlalu menyakitkan, biarkan saja. Ulangi lagi kalau Anda sudah lebih siap dan tambahkan kata-kata sebagai berikut, “Engkau amat berharga bagi saya, amat saya sayangi dan engkau sangat indah, tetapi engkau bukan kehidupan saya, saya punya kehidupan yang harus saya jalani, suatu tujuan yang harus saya penuhi yang terpisah darimu.”

Ya, berani mengambil sikap untuk memerdekan diri dari ambisi akan meringankan langkah Anda ke depannya. Sikap Yopi yang tidak ngotot dengan ambisinya untuk tetap menjadi orang nomor satu tentu tidak lepas dari filosofi hidup yang dianutnya selama ini. “Saya selalu bersyukur dalam segala hal. Sebetulnya saya ini bukan siapa-siapa. Saya nothing to lose saja. Selama mereka masih melihat bahwa saya masih dibutuhkan di perusahaan ini, saya terima dengan pikiran positif karena di mana pun saya berada, saya harus bisa menjadi berkat bagi orang lain. Bagi saya, perusahaan harus terus maju siapa pun presdirnya karena dengan berkembangnya perusahaan akan memberikan banyak lapangan pekerjaan bagi teman-teman sebangsa.”

Y.B. Mangunwijaya dalam bukunya Ragawidya (Religiositas Hal-hal Sehari-hari)menuturkan sisi spiritual sebuah pekerjaan:

Tetapi sifat kerja kita seharusnya juga bukan serba “membanting tulang, cari sesuap nasi belaka” atau bahkan lebih celaka lagi: “adu kuat, siapa paling keras memukul, dialah yang menang”, (yang terkenal dengan istilah Inggris: survival of the fittest). Bukanlah kehendak Tuhan kita bekerja seperti binatang atau mesin. Atau untuk menang jaya terhadap orang lain, tetapi agar kita memenuhi sebanyak mungkin harapan yang telah terbenihkan di dalam potensi-potensi dan bakat kita masing-masing demi larasnya keseluruhan masyarakat keliling, dan akhirnya demi sumbangan kita untuk suatu dunia baru yang semakin maju, meningkat, tetapi laras harmonis.

Pada bagian lain, Albert Schweitzer pernah mengilustrasikan dengan indah, “Apa pun pekerjaan yang dipilih seseorang untuk dikejar, orang itu harus memastikan bahwa pekerjaan itu bisa menjadi suatu sarana untuk melayani orang lain karena itulah yang akan memberikan kepuasaan jangka panjang.” Sekarang, tanyakan pada diri kita masing-masing, sejauh mana kita memaknai bahwa pekerjaan yang kita miliki adalah sebuah anugerah kemerdekaan untuk melayani orang lain? ***


* Best Selling Author, Motivational Teacher and Leadership Trainer. Klikwww.pauluswinarto.com.

Kamis, 02 April 2015

RUMUS PEMBERIAN

Oleh: Paulus Winarto *
           
Hanya kehidupan yang terdiri atas kebaikan dan kejujuran yang membuat kita secara spiritual merasa sehat dan manusiawi.
-       Harold Kushner

Hidup bersahaja dan selalu berusaha memberikan yang terbaik tampaknya telah menjadi bagian kesehariannya. Ibu Feny –sebut saja begitu- adalah seorang PNS yang telah lebih dari 20 tahun mengabdikan hidupnya di sebuah lembaga pendidikan milik negara. Selain tugas rutin, ia juga diminta menjadi pelaksana teknis kegiatan pembinaan mental (kerohanian) untuk para siswa yang sedang menempuh pendidikan di lembaga tersebut.

Yang menarik tugas tambahan itu sebenarnya bukan datang langsung dari negara melainkan tradisi turun-temurun sejak angkatan-angkatan lama. Para siswa pengurus kerohanian Kristen/ Katolik yang memintanya. Dengan sepenuh hati ia menyambut permintaan itu. “Bagi saya ini adalah sebuah kesempatan untuk melayani Tuhan dan sesama,” ungkap wanita yang juga merupakan aktivis di gerejanya.

Kegiataan pembinaan mental (kerohanian) itu tentu menyita waktu, pikiran dan tenaga yang tidak sedikit. Ia harus mempersiapkan segalanya sebelum acara pembinaan berlangsung. Mulai dari teks berisi liturgi ibadah, mencari pastor atau pendeta yang akan berkhotbah, menyiapkan musik lalu berbagai perlengkapan yang diperlukan, dan sebagainya. Seringkali acara pembinaan berlangsung di luar jam kerja sehingga mau tidak mau ia harus kerja lembur. Setelah acara berakhir, ia masih harus membuat laporan tertulis kepada pimpinan di lembaga tersebut mengenai pelaksanaan kegiatan pembinaan. Melelahkan memang!

Adakah Ibu Feny mendapatkan imbalan tambahan dari negara atas apa yang dilakukannya? Sama sekali tidak!  Terkadang, atas pengertian para siswa, mereka mengumpulkan semacam sumbangan sukarela untuk diberikan kepadanya. “Tapi saya tidak berharap, Pak. Tidak diberikan pun saya akan tetap bekerja sepenuh hati.” Wah, sebuah sikap yang tulus dalam melayani.


Sebuah rumus

Hampir setiap orang menyadari pentingnya memberi namun tidak semua orang memiliki sikap yang sama ketika memberi. Saya memiliki sebuah kisah inspiratif dari seorang sahabat tentang hal ini yang ingin saya bagikan kepada Anda.

Menjadi polisi sekaligus instruktur fitnes, itulah AKBP Marinus Marantika Sitepu. Melalui kegiatan olahraga itu ia bisa mendekati masyarakat. “Fitnes adalah salah satu pelayanan masyarakat yang bisa saya lakukan. Selain tubuh kita sehat dan bugar, saya juga bisa menjadi agen Polri untuk memberikan pelayanan prima dan himbauan kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat). Make a difference in my life, Pak!”

Di tengah begitu kuatnya nada pesimistis, Marinus tetap optimis dan yakin bahwa perubahan ke arah yang lebih baik sedang terjadi dalam institusinya. “Saya harus memulainya dari diri sendiri. Prinsip saya, jangan sakiti hati masyarakat”. Alhasil, banyak apresiasi yang kemudian datang kepadanya.

Marinus kemudian memberikan sebuah rumus tentang pemberian. Baginya, pemberian dibagi harapan sama dengan hasil.

Pemberian
_________  =  Hasil
Harapan

Jika kita memberi satu dan kita berharap menerima satu maka hasilnya akan satu. Jika kita memberi satu dan berharap mendapatkan dua maka hasilnya adalah setengah (1/2). Sebaliknya, jika kita memberi satu dan kita tidak berharap apa-apa alias nol, maka hasilnya tidak terhingga.

Rumus yang diperoleh dari almarhum ayahnya itu begitu membekas dalam sanubarinya. “Beliau sering bilang, jangan berharap apa pun kalau kita memberi karena hasilnya akan tidak terhingga,” kenangnya akan sang ayah yang berprofesi sebagai tukang roti. Sebuah sikap hati yang luar biasa!

Dalam buku Winning With People, John C. Maxwell menulis tentang 3 jenis manusia ketika kita membahas topik memberi, yaitu:

  1. Si pengambil yang hanya menerima dan tidak pernah memberi (takers receive and never give). Mereka berfokus pada diri sendiri dan jarang bersedia melakukan sesuatu bagi orang lain. Mereka hanya khawatir tentang apa yang bisa mereka dapatkan dan tidak pernah merasa puas.
  2. Pedagang yang menerima kemudian memberi (traders receive and the give). Mereka memang bersedia memberi namun motivasi utama bukanlah untuk menolong orang lain. Mereka memandang relasi yang ada ibarat sebuah pertukaran (exchange).Kerap kali mereka memberi karena mereka merasa telah berhutang kepada orang yang pernah menolong mereka lalu mereka ingin membuat keadaan menjadi“impas”.
  3. Investor yang memberi kemudian menerima (investors give and then receive). Mereka adalah orang yang berfokus pada orang lain. Mereka terlebih dahulu memberi dan menerima balasannya. Mereka meyakini bahwa kesuksesan datang dari sikap mau menolong, peduli dan membangun. Hasrat mereka adalah membuat segala sesuatu dan setiap orang yang mereka sentuh menjadi lebih baik dan mereka sepenuhnya paham bahwa cara terbaik untuk mencapainya adalah dengan memberikan diri mereka sendiri. Dengan pola pikir seperti ini, mereka kerap kali menjadi orang-orang yang mengalami sebuah hubungan sinergi yang didasarkan atas sama-sama menang (the synergy of win-win relationships).


Sisi Luhur Memberi

Hal Urban dalam bukunya Life’s Greatest Lessons: 20 Things That Matter, menulis:

Saya membutuhkan waktu yang lama untuk melihat salah satu dari semua kebenaran paling sederhana adalah bahwa ada hubungan antara kebaikan-kebaikan konvensional dengan kesehatan dan kebahagiaan kita.Yang saya maksud dengan kebaikan-kebaikan konvensional adalah hidup dengan nilai moral agung yang telah ada sejak Tuhan menciptakan dunia. Hidup dengan moral yang baik adalah satu-satunya cara kita dapat hidup secara damai dengan orang lain dan diri kita sendiri. Inilah sebabnya hakikat yang utama adalah menjadi orang baik.

Hampir senada dengan itu, Warren Wiersbe mengatakan, kita bukanlah tempat penampungan, melainkan saluran berkat, untuk berbagi dengan sesama apa yang telah Tuhan berikan kepada kita berdasarkan kemurahan hati-Nya. We are not reservoirs, but channels of blessing to share with others what God graciously given to us!

Di ujung pertemuan kali ini perkenanlah saya mengutip pesan bijak dari George Sweeting,“When we come to the end of life, the question will be, how much have you given? Not, how much have you gotten?”. Ya, ketika kita berada di ujung kehidupan, maka pertanyaan terpenting yang muncul adalah seberapa banyak yang telah kita berikan, bukan seberapa banyak yang telah kita dapatkan. ***

* Best Selling Author, Motivational Teacher and Leadership Trainer. Klikwww.pauluswinarto.com.

MORE LIKE YOU

ALBUM MP3 GMS LIVE RECORDING MORE LIKE YOU



ALBUM MP3 GMS LIVE RECORDING MORE LIKE YOU

lagu ini hanya untuk preview/promo saja.
jika anda menyukai lagunya, silahkan beli lagu originalnya di website resmi atau beli CD aslinya di CD Store terdekat di kota anda untuk menghargai karya Para Musisi Gerejawi, sehingga mereka tetap bisa berkarya demi Kemuliaan Nama Tuhan.
Untuk kalangan sendiri.not for copy and sale

Traclist :
All Things are possible
Allah roh kudus
Bangsa2 bagi kemulianmu
Bertumbuh bersama
God of wonder
i need u more
kasihmu cukup bagiku
kasihmu terbesar
kau terbesar
Kau telah ubah
Lead us to ur light
Serupa denganmu
You reign over us


Ini beberapa Lirik dan Chord nya : 

KasihMu Cukup Bagiku GMS Live
Verse 1
F                G        Am
Siapakah sperti Kau Tuhan
G         F        G       C
Maha Kasih Bapa Kekal
         F         G        Am
Raja Surga turun ke dunia
       G        F                     G           C
Nyatakan KasihNya slamatkanku

Verse 2
F               G         Am
Siapakah sperti Kau Tuhan
G        F          G     C
Maha Tinggi jadi manusia
          F          G         Am
Kasih Surga turun ke dunia
     G         F                  G      C
Pulihkan hidupku selamanya

Chorus
               F           G     C/E
Besar KasihMu bagiku
                 Am                G
Tiada terukur RahmatMu
            F         G     Am
Kudisucikan Kudiangkat
        G          F         G                  C
Kau brikan Damai Tenang Kekal

Bridge
F                              Dm
  KasihMu cukup bagiku
       C                          G
Yesus Kau yang kuperlu







Bangsa Bangsa Bagi KemuliaanMu

Verse 1

A                E/G#                 F#m
  Kami umatMu berkumpul
                   C#m
Bersujud menyembah
         D                   C#m    Bm                 E
Naikkan doa kami di hadapan tahtaMu

Verse 2
A                  E/G#               F#m
  Kami nyatakan Kau Tuhan
                  C#m
Atas bangsa-bangsa
              D                   C#m
Datanglah krajaanMu
            Bm            E
Nyatakan kuasaMu

Pre Chorus
D                 E
Kami serukan Kau Tuhan
F#m              E/G#
Kami nyatakan

Chorus
A                                     E/A
  Bangsa-bangsa bagi kemuliaanMu
F#m                           F#m7
  Nyatakanlah kebesaranMu
E        D                        A/C#
  Kan kami tinggikan kami agungkan
               Bm     E
Kau Yesus Tuhan
A                                     E/A
  Bangsa-bangsa bagi kemuliaanMu
F#m                          F#m7
  Nyatakanlah kebesaranMu
E        D                      A/C#
  Kan kami serukan kami nyatakan
                         G  E                   A
   Bangsa-bangsa bagiMu Yesus (to intro)
                         G  E                   Bm…
   Bangsa-bangsa bagiMu Yesus (to bridge)
                         G  E                   Bm…
   Bangsa-bangsa bagiMu Yesus (to coda)

Bridge
                  C#m                             D
Ini doa kami bagi bangsa-bangsa
                            F#m
Berbalik dari jalan yang jahat
Bm                     C#m                               D
  Kembali padaMu sujud menyembahMu
                                  E
Sujud menyembahMu

Coda

A/C#                 G   E                  D
   Bangsa-bangsa bagiMu Yesus





Betumbuh bersama

G
  Na na na na na na na
Am
  Na na na na na na na
Em                                    C
  Na na na na na na na na na na

Verse 1
G              D/F#
  Bersatulah
         Em             C
Mari kita bersatu
Am                   G/B
  Bersehati sepikiran
CM7                                       D
  Runtuhkan tembok yang merintangi

Verse 2
G              D/F#
  Bekerjalah
         Em            C
Mari kita bekerja
Am                             G/B
  Junjung kasih dan karunia
CM7                        D
  Gapai panggilan tertinggi

Pre Chorus
Am
  Tetaplah menyala
G/B
  Layani sesama
             C                                      D        C/E D/F#
  Terus bertumbuh bersama

Chorus
                   G
Dalam kasih 
              D/F#               Em
Kita bergerak bersama 
                     F/G     G/B
Memenangkan jiwa 
            C                 D             G/D C/E D/F#
Menjadi harapan bagi dunia
                G
Dalam iman 
                D/F#                    Em
Kita 'kan menang bersama
                 F/G    G/B
B'ritakan namaNya 
                  C                       D                        G (to intro)
   Bertumbuh dalam Kristus dan G'rejaNya
                 C                       D                        Am.. (to coda)
   Bertumbuh dalam Kristus dan G'rejaNya

Coda
Am G/B                 C            D          G
           Dalam Kristus dan G’rejaNya







KASIHMU TERBESAR
Intro (Bass Backing)
/D  /E  /F#m  /A  /Bm

Verse 1 (Bass Backing)
/D /E        /F#m                      /A /Bm
      Yang lama tlah berlalu
/D /E       /F#m                       /A /Bm
      Yang baru tlah datang
/D /E    /F#m                            /A /Bm
     Ka - sihMu bri pengharapan
/D /E   /F#m                    /A /Bm
      A - nugrahMu terbesar

Verse 2 (Bass Backing)
/D /E    /F#m                         /A /Bm
      Tak perlu lihat ke blakang
/D /E      /F#m                         /A /Bm
      Langkahkan kaki ke depan
/D /E    /F#m                            /A /Bm
     Ka - sihMu bri pengharapan
          /D /E /F#m      /A /Bm
 dan ke    -    kuatan

Chorus
          A                              Bm
KasihMu KasihMu KasihMu Tuhan
            F#m            E
Kasih yang terbesar
          A                               Bm
KasihMu KasihMu KasihMu Tuhan
             F#m           E
Kekuatan kehidupan

1.                             /D… (back to intro)
    KasihMu terbesar
2. .                            D… (to interlude)
    KasihMu terbesar
3. .                            /D… (to ending)
    KasihMu terbesar

Interlude
D A E Bm

D           A
Wo o o o o
E           Bm
Wo o o o o


Ending (Bass Backing)
/D  /E  /F#m  /A  /Bm        G
       Wo o o o  . . . . . . o   (4x)