Selamatkan Mereka

 photo 20140127_182937_penderita-lumpuh-layu_zpsk1nsea7x.jpg" />  photo unduhan_zpscvsqtv1t.jpg" />  photo Pemabuk_zpsdkgd9fxc.jpg" />  photo images 7_zpshlotigqc.jpg" />  photo een-sukaesih-673x357_zpswd4l2dgl.jpg" />  photo images 5_zpsywpp0c5b.jpg" />  photo images 6_zps4qalzgc4.jpg" />  photo images 4_zpsyzr4393l.jpg" />  photo images 3_zpsfdbi0unj.jpg" />  photo images 2_zpsjibxwr37.jpg" />  photo images 1_zps3qkxhjic.jpg" />  photo Keluarga Miskin Penderita Lumpuh Berjuang Hidup dari Canang_392311_zpss4igxcde.jpg" />

Senin, 02 Maret 2015

Hati Anti Galau

Yohanes 16:33
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
Selama kita masih hidup di dunia ini, kita akan selalu menghadapi tantangan dan masalah. Namun adalah pilihan kita untuk tidak galau hati.
Hati yang galau ada 5 tingkatan
  1. Hati yang bimbang
  2. Hati yang sedih
  3. Hati yang hilang damai sejahtera
  4. Hati yang tidak punya pengharapan
  5. Hati yang tidak percaya hal yang baik terjadi dalam hidup kita
Beberapa hal yang dapat menyebabkan kegalauan hati. Dengan kita tahu penyebab kegalauan ini, kita bisa melakukan langkah-langkah untuk memutus hal tersebut sehingga kita bisa jadi pribadi yang anti galau.
  1. Kegagalan yang kita alami
  2. Rasa kesepian
    Kita bisa saja punya komunitas, ramai-ramai bersama teman, tapi belum tentu kita bisa bebas dari rasa kesepian. Untuk itu kita perlu bergabung dalam sebuah komunitas yang tepat.
  3. Rasa kebingungan dalam membuat pilihan, banyak berpikir tapi sedikit bertindak, tidak berani mengambil resiko untuk sebuah tindakan.
  4. Rasa kekhawatiran akan hari esok, khawatir tidak bisa membahagiakan pasangan, khawatir tidak bisa memberikan yang terbaik untuk orang yang kita sayangi.
  5. Rasa penyesalan akan apa yang sudah terjadi di masa lalu kita.


Galau itu FATAL. Galau dimulai dari pikiran kita. Jika kita terus menabur pikiran galau, maka kita akan menuai perbuatan. Perbuatan yang terua dibuahi akan menjadi kebiasaan dan kebiasaan akan menjadi karakter. Jika sudah sampai di titik karakter, maka kita akan menilai ya memang demikianlah kita apa adanya, dan kita menjadi pribadi dengan karakter galau.
 
 
Galau itu seperti gunung es, yang dari atas kelihatannya kecil namun efek atau bagian bawahnya sangat besar dan membahayakan. Jika kita terus membiarkan galau yang kecil-kecil, maka akan menuai akibat kegalauan yang sudah menjadi karakter. Galau berarti kita menghina Tuhan karena galau menunjukkan ekspresi iman tidak percaya kita kepada Tuhan.
 
 
Galau itu seperti snooze button di alarm kita. Galau penundaan yang kita lakukan berarti membuat kita juga mengalami penundaan atas setiap berkat Tuhan dan apa yang seharusnya kita terima. Jika kita terlalu sering menekan snooze button, kita akan tertinggal dengan banyak kegerakan, banyak hal yang luar biasa dalam hidup kita.
 
 
Yosua 1:1-9
Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:
“Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.

Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.
Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.

Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.

Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.

Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.”


1. Lakukanlah hari ini apa yang kita bisa lakukan hari ini

Carpe diem, quam minimum credula postero (petiklah hari ini dan percaya sedikit akan hari esok).
Jangan terlalu banyak berpikir apa yang kita bisa lakukan. Yang penting adalah kita melangkah dulu. Yosua ketika dipilih menggantikan Musa dan Yosua menerimanya karena Yosua tidak mempunyai banyak pilihan, sebab jika bukan Yosua maka siapa yang akan memimpin bangsa Israel.
 

2. Fokus pada perintah Tuhan dan janjiNya

Penyediaan Tuhan selalu mengikuti visi Tuhan. Vision always comes with the provision. Jika Tuhan memberikan sebuah perintah, Tuhan juga memberikan janjiNya. Namun manusia seringkali takut dengan janji Tuhan apakah cukup atau tidak untuk melangkah dalam visi Tuhan.
Jangan bertanya cukup atau tidak uang yang diperlukan, namun tanya Tuhan apakah Tuhan ingin kita ada disana. Jika iya, maka percayalah Tuhan akan menyediakan.
 

3. Tindakan kita menentukan penggenapan janjiNya

Kita adalah orang yang sudah dipilih Tuhan, oleh sebab itu kita harus belajar melakukan tindakannya. Jika kita ingin janji Tuhan digenapi dalam hidup kita, kita harus mulai melangkah. Jika kita tidak mau melangkah, bagaimana kita bisa mendapat berkat Tuhan.
 

4. Kita lebih besar dari yang kita bayangkan

Tuhan memberikan kita “badge” yang tidak terlihat, yang bisa membuat kita melalui banyak hal. Pintu mana yang tidak bisa kita buka, kita bisa minta kepada Tuhan untuk membuka pintu itu bagi kita sebab Tuhan yang menyertai kita lebih besar dari apapun.
 

by Ps. Mulyadi Budiyanto

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar