Kathryn Kuhlman
"Warisan Rohaninya dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Saya" - Benny Hinn
Tidak seorangpun bisa memprediksi seorang gadis kecil
keturunan Jerman yang tinggal di kota kecil Missouri-Amerika Serikat
akan menjadi penginjil wanita yang mengubah hidup banyak orang. Ayah
seorang penganut Gereja Baptist yang tidak terlalu taat dan Ibu seorang
pengikut Gereja Methodist yang disiplin, membuat Kathryn tumbuh dalam
dua aliran gereja tersebut. Sifatnya yang konyol dan nakal ala anak-anak
membuat orangtuanya cukup kelelahan terhadap level kreatifitasnya yang
kadang merepotkan.
Suatu kali, dia siang hari, di sebuah Gereja
Methodist-Missouri, Kathryn bertemu dengan sebuah Pribadi yang akan
mengubah perjalanan hidupnya. Pribadi yang lembut, Roh Kudus itu
melawatnya saat dia berusia 14 thn. Pribadi itu melawat Kathryn saat ia
memuji Tuhan, tubuhnya mulai bergetar, dan kelembutan kuasaNya membuat
Kathryn menangis tersedu-sedu. Merasakan betapa sosok Pribadi kudus, tak
bercela sedang hidup dalam hidupnya. Kathryn terus menangis dan
akhirnya momen itu menjadi tanda kelahiran baru Kathryn. Sejak saat itu
Kathryn menjadi pribadi yang berbeda, ia hidup tapi hidup dari
kematiannya berkali-kali. Kathryn berkata, “Pada saat seseorang sudah tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, maka Roh itu akan semakin hidup dalam dirinya.” Sungguh luar biasa, kata-kata yang lahir dari perenungan dan pengalaman hidup yang hebat bersama Tuhan.
Akhirnya sejak usia 16, Kathryn membantu pelayanan
kakak perempuan dan suaminya yang juga adalah Hamba Tuhan dengan
menginjil keliling. Pelayanannya terus berkembang hingga ia mulai
dipercayakan untuk berkhotbah. Selanjutnya, pelayanan Kathryn ditandai
dengan mujizat kesembuhan, kelepasan dan kelahiran baru dari orang-orang
yang mau menerima Kristus.
Lebih dari ribuan orang yang hadir dalam
pelayanannya, bahkan sering kali orang-orang hadir dan mengantri di
depan gedung ibadah yang digunakan 4 jam sebelumnya. Roh Kudus selalu
menyatakan manifestasinya pada saat ibadah berlangsung, dan tidak ada
metode khusus yang menjadi ciri khasnya dalam ibadah. Kadang pada saat
pujian, kesembuhan mulai terjadi.. pada saat tengah-tengah khotbah,
orang-orang mulai dipulihkan. Bahkan kadang, sebelum “Altar call”,
orang-orang telah berjejer berjalan maju menuju altar untuk menerima
Kristus. Kathryn selalu berkata, “Jangan batasi Roh Kudus dengan metode
dan pikiranmu, Dia sebuah pribadi.”
Ada sebuah kisah yang sangat menggugah hati saya,
dalam sebuah ibadah Mujizat di Toronto,21 Des 1973. Ibadah ini juga
merupakan ibadah Kathryn yang pertama kali dihadiri Benny Hinn saat
usianya 21 tahun. Di tengah-tengah ibadah Kahtryn menangis tersedu-sedu.
Serentak semua diam, hening, bahkan mungkin jika ada 1 jarum yang jatuh
ke lantai, suara dentingannya dapat terdengar di seantero ruangan.
Momen itu juga yang selalu dikenang para stafnya juga Benny Hinn.
Setelah terisak beberapa saat, Kathryn berkata, “Toloonggg..
toloonngg..” dengan suara penuh harap. “Tolongggg, jangan mendukakan Roh
Kudus. “ Sambil masih menangis, dia berkata, “Hanya Dia yang saya
miliki!, tolongggg! Jangan sakiti Dia! Jangan sakiti Dia yang saya
kasihi!”. Air mata saya tumpah sewaktu membaca kalimat ini, “Tuhan… saya
juga rindu mengenalmu lebih dalam lagi dan mengasihiMu seperti ini”
jerit saya dalam hati.
Pelayanan Kathryn terus berkembang, dia mulai
memasuki area tehnologi informasi, mulai dari tv, radio, surat kabar.
Namun satu cacatan yang saya dapatkan, Kathryn sangat perfeksionis untuk
Tuhan. Dia hanya mau bekerjasama dengan orang-orang terbaik di
bidangnya, orang-orang penuh komitmen dan gigih menciptakan yang terbaik
bagi kemuliaan Tuhan.
Semakin lama, Tuhan semakin memakai hidup Kathryn,
dan dalam setiap ibadah, Tuhan senantiasa menunjukan kemuliaanNya.
Kathryn selalu berkata, “Saya tidak ada hubungan sama sekali dengan
mujizat atau kesembuhan yang orang-orang alami, saya sama kagetnya
mendengar ada yang sembuh dari sakitnya, bahkan kadang saya lebih kaget
dari anda.” Kerendahan hati yang begitu tulus membuat Tuhan bekerja
bebas,sangat bebas dalam hatinya. Memang, “Pada saat seseorang sudah tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, maka Roh itu akan semakin hidup dalam dirinya.” Saya menggaris bawah poin itu.
Selebihnya hidup Kathryn sama dengan wanita pada
umumnya, bahkan dia sempat melakukan kesalahan dalam keputusan penting
hidupnya, tapi kepekaannya akan suara Roh membuatnya kembali menjalani
hidup yang sudah Tuhan tetapkan baginya.
Kehidupan dan dedikasi Kathryn Kuhlman layak
diteladani, bukan hanya oleh Benny Hinn tapi oleh kita semua. Bagaimana
melayani dengan sepenuh hati, dan mati berkali-kali agar kehidupan Roh
itu menjadi lebih nyata setiap waktu.
sumber : http://www.bethanybangkok.com/?p=1730
Tidak ada komentar:
Posting Komentar