Selamatkan Mereka

 photo 20140127_182937_penderita-lumpuh-layu_zpsk1nsea7x.jpg" />  photo unduhan_zpscvsqtv1t.jpg" />  photo Pemabuk_zpsdkgd9fxc.jpg" />  photo images 7_zpshlotigqc.jpg" />  photo een-sukaesih-673x357_zpswd4l2dgl.jpg" />  photo images 5_zpsywpp0c5b.jpg" />  photo images 6_zps4qalzgc4.jpg" />  photo images 4_zpsyzr4393l.jpg" />  photo images 3_zpsfdbi0unj.jpg" />  photo images 2_zpsjibxwr37.jpg" />  photo images 1_zps3qkxhjic.jpg" />  photo Keluarga Miskin Penderita Lumpuh Berjuang Hidup dari Canang_392311_zpss4igxcde.jpg" />

Jumat, 27 Februari 2015


One Heart for One Revolution



Matius 22:34-40
Ketika orang- orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang- orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: ” Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat? ” Jawab Yesus kepadanya: ” Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. ”


1. Miliki Hati yang Murni

Ketika kita masuk dalam sebuah kesatuan hati, motivasi hati itu penting dalam hal ini. Kita harus memiliki motivasi yang benar ketika kita berdoa dan bertanya kepada Tuhan Yesus.
Mungkin motivasi kita tidak sampai pada tahap untuk mencobai Tuhan Yesus, namun mungkin motivasi kita ketika berdoa adalah doa yang salah. Mari kita masuk di 2015 dengan hati yang polos seperti anak-anak, biar Tuhan yang menuntun jalan kita untuk kemana.
Motivasi hati yang murni adalah kepada Tuhan Yesus, bukan tentang kita atau kebutuhan kita. Miliki motivasi hati yang mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan Yesus. Saat kita mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan Yesus, kondisi sekitar akan menjadi pudar sebab kemuliaan Tuhan lebih besar dari semuanya.
Mulai ONE HEART dengan hati. Hati yang benar di hadapan Tuhan, hati yang polos, hati yang tulus di hadapan Tuhan. Saat pertama kali kita terima Tuhan, bukankah kita juga polos seperti demikian. Apapun yang Tuhan sampaikan, kita polos, melangkah, dan menurut dengan Tuhan. Anehnya semakin kita dewasa, semakin kenal Tuhan, kita seperti ahli Taurat yang justru mencobai Tuhan Yesus, mulai timbul keraguan.


Fokus pandangan kita kepada Tuhan dan biarkan hati kita murni di hadapan Tuhan.



2. Miliki Prioritas yang Benar

Walaupun motivasinya salah, ahli Taurat bertanya sebuah pertanyaan yang sangat penting dan benar, yakni mengenai Hukum Terutama. Saat kita memiliki motivasi hati yang benar, pasti punya pertanyaan yang benar kepada Tuhan.
Seringkali saat kita bertanya kepada Tuhan, fokusnya adalah tentang saya dan saya. Mari kita mereview kembali apakah kita benar-benar mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita. Apakah dari pekerjaan kita dan keseharian kita mencerminkan tentang apa yang utama untuk Tuhan kerjakan dalam hidup kita.
Miliki prioritas yang benar saat kita mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama dalam kehidupan kita. Jadikan prioritas yang benar ini menjadi sebuah termostat dalam kehidupan kita. Apakah pelayanan kita di CG, di pekerjaan, di gereja, dan di keluarga, sudah menunjukkan kasih kepada Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, apakah hal itu juga menunjukkan kasih kepada sesama kita.




3. Mengasihi Tuhan Yesus lebih lagi

Setelah memiliki hati yang murni, pastikan prioritas kita benar, dan setelah prioritas kita benar, pastikan kita mengasihi Tuhan lebih lagi dalam kehidupan kita.
Cara kita mengekspresikan kasih kepada Tuhan lebih lagi:


1. Mengetahui dan menjalankan rencanaNya
Melihat hari kemarin dan hari ini dengan ucapan syukur. Berjalan dan melihat hari esok dengan mata iman.


2. Mencintai apa yang Tuhan cintai
Ketika kita mengasihi Tuhan lebih dari sebelumnya, maka kita juga akan belajar mencintai apa yang Dia cintai. Ada 2 hal yang Tuhan cintai, yang pertama adalah Tuhan mencintai rumahNya dan kita juga harus berusaha mencintai Rumah Tuhan lebih dari sebelumnya. Yang kedua Tuhan mencintai umatNya / orang-orang di sekitar kita.
Apakah kita mencintai dan mengasihi apa yang Tuhan cintai? Apakah kita mencintai orang-orang di sekitar kita yang Tuhan cintai? Hari ini tantang diri kita untuk bisa perlebar dan membuka diri untuk bisa mencintai orang lain lebih lagi, mencintai gereja Tuhan lebih lagi, mencintai apa yang Tuhan cintai.


3. Memberikan kepada Tuhan lebih lagi

Level 1. Memberi dengan iman, sekalipun keadaan tidak cukup, tetap memberi
Level 2. Memberi dengan ketaatan dan ucapan syukur
Level 3. Memberi karena kita tahu dipanggil untuk menjadi berkat, bukan untuk dinikmati sendiri



4. Mengasihi Orang di Sekitar Kita Lebih Dari Sebelumnya

Jangan melihat masalah kita sendiri. Saat kita melihat masalah kita sendiri, beban kita akan jadi besar dan kita akan semakin terbeban. Namun saat kita melihat masalah orang lain, maka kita akan melihat orang-orang di sekitar kita yang lebih membutuhkan.

by Ps. Mulyadi Budiyanto

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar